Lnnsia lebih Muda terserang penyakit Kolesterol

ORANG TUA LEBIH RENTAN TERKENA PENYAKIT KOLESTEROL


Ragam
Selama ini, orang hanya sering terpikir bahwa kadar kolesterol darah yang tinggi bahkan jika terlalu tinggi sangat berbahaya, karena akan menimbulkan kekakuan dan rusaknya dinding pembuluh darah yang dikenal sebagai aterosklerosis, dengan segala akibat atau manifestasi yang ditimbulkannya, baik berupa tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, gagal jantung,strok dan lain-lain. 
Sebaliknya, bagaimana pula jika kadar kolesterol darah yang terlalu rendah, apa bahayanya, apa pula akibat yang ditimbulkannya, sama sekali belum pernah atau jarang sekali terpikirkan.
WASPADA Online

Selama ini, orang hanya sering terpikir bahwa kadar kolesterol darah yang tinggi bahkan jika terlalu tinggi sangat berbahaya, karena akan menimbulkan kekakuan dan rusaknya dinding pembuluh darah yang dikenal sebagai aterosklerosis, dengan segala akibat atau manifestasi yang ditimbulkannya, baik berupa tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, gagal jantung,strok dan lain-lain. 
Sebaliknya, bagaimana pula jika kadar kolesterol darah yang terlalu rendah, apa bahayanya, apa pula akibat yang ditimbulkannya, sama sekali belum pernah atau jarang sekali terpikirkan.

Sampai saat ini, bahwa kolesterol merupakan faktor yang berperanan penting untuk terjadinya aterosklerosis khususnya pada pembuluh darah koroner (pembuluh darah yang memberikan darah ke otot-otot jantung) memang sudah final. Akan tetapi,  kolesterol yang rendah dapat menyebabkan terjadinya penyakit kanker belumlah final.

Ada beberapa penelitian yang mencoba melihat kemungkinan hubungan antara kanker dengan kolesterol yang rendah, walaupun penelitian ini secara pasti belum dapat mengungkapkan adanya hubungan sebab akibat, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikannya.

Memang harus diakui  hubungan antara kolesterol yang rendah dengan terjadinya kanker masih dalam perdebatan/kontroversial dan dalam hal ini, penelitian eksperimental yang lebih dapat memastikannya, yang sampai saat ini belum ada dilakukan dengan memakai binatang percobaan yang mampu membuktikan adanya hubungan tersebut.

Sampai saat ini, belum jelas bagi dunia penelitian, apakah kolesterol rendah yang menyebabkan kanker atau sebaliknya apakah kanker yang menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme lemak dalam tubuh sehingga mengakibatkan kadar kolesterol menurun dengan tajam.

Oleh karena ketidakjelasan hubungan ini maka yang manakah strategi yang harus kita pilih, apakah lebih baik dengan kolesterol yang tinggi dengan segala akibatnya tadi, atau kolesterol yang rendah ? Atau, adakah yang menjadi batasan kadar kolesterol yang paling ideal dalam arti paling baik, paling aman bagi seseorang ? Hal inilah yang perlu penulis uraikan di dalam tulisan ini.

Lemak - HERBAL UNTUK KOLESTEROL


Salah satu unsur yang ada dalam makanan kita sehari-hari adalah lipid atau lebih dikenal sebagai lemak. Lemak tak pernah larut dalam cairan darah (plasma) kecuali jika ia berikatan dengan protein tertentu. 
Elemen-elemen yang terdapat dalam lemak terdiri dari kolesterol, trigliserid, fosfolipid dan asam lemak bebas. Tiga unsur lemak yang pertama tadi berikatan dengan protein tertentu membentuk lipoprotein meskipun dengan kandungan lemak yang berbeda-beda, sedangkan asam lemak bebas berikatan dengan albumin (sejenis protein).  Persekutuan antara lemak dengan protein ini memungkinkan elemen-elemen lemak dapat larut dalam darah, diserap dari usus serta didistribusikan ke jaringan tubuh.

Ada beberapa jenis lipoprotein berdasarkan densitas dan ukuran yang dimilikinya, antara lain kilomikron yang berukuran paling besar dan densitas paling kecil, disusul dengan lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL) dan lipoprotein densitas rendah (LDL) yang mempunyai ukuran lebih kecil dari kilomikron, dan lipoprotein densitas tinggi (HDL) yang mempunyai ukuran paling kecil dan densitas paling besar.

Besar kecilnya densitas lemak tersebut ditentukan oleh banyaknya kandungan trigliserid yang terdapat di dalamnya. Kandungan kolesterol yang terdapat di dalam lipoprotein juga berbeda-beda, sebahagian besar kolesterol terdapat dalam LDL, sisanya yang  lebih sedikit dalam HDL, VLDL, dan kilomikron, dan jumlah seluruh kolesterol yang terdapat dalam darah disebut sebagai kolesterol total.

Pro dan Kontra

Lemak memang sangat dibutuhkan terutama dalam menghasilkan hormon-hormon yang diperlukan tubuh dan pemeliharaan jaringan syaraf dalam tubuh. Tapi jika kadarnya berlebihan di dalam darah akan merusak dinding pembuluh darah dengan segala manifestasi/penyakit yang dapat ditimbulkannya. Khususnya kolesterol, merupakan salah satu elemen lemak yang memang berperanan penting dalam proses aterosklerosis. Di sisi lain menurut beberapa peneliti  ada hubungan antara kematian akibat kanker dengan kadar kolesterol darah yang rendah.

Sherwin , orang yang pertama yang takjub dengan kenyataan  kanker cenderung lebih banyak didapati diantara mereka yang mempunyai kadar kolesterol rendah dibandingkan dengan mereka yang mempunyai kadar kolesterol normal ataupun yang tinggi. Bahkan Framingham Heart Study, yang merupakan kelompok peneliti yang terkenal di dunia, mengemukakan data yang serupa, yang didukung pula oleh paling sedikit tujuh penelitian lainnya.

Secara statistik memang tak dapat dipungkiri bahwa kanker cenderung meningkat hampir dua kali lebih banyak pada kelompok orang yang mempunyai kadar kolesterol yang rendah, demikian dilaporkan oleh Institut kanker Nasional Amerika. 

Dari laporan tersebut di atas, telah mengguncangkan banyak orang dalam kebingungan yang sampai saat ini belum pernah terjawab. Upaya untuk menurunkan kadar kolesterol darah serendah mungkin kembali dipertanyakan orang. Benarkah sudah final bahwa kadar kolesterol harus senantiasa diturunkan serendah mungkin untuk menghindari penyakit jantung koroner, strok, tekanan darah tinggi dan sebagainya ?

Tidakkah upaya menurunkan kadar kolesterol darah dapat berakibat yang lain, yang justru berakibat lebih buruk terhadap kesehatan ?

Sekelompok dokter dari Swedia dalam penelitiannya membantah penelitian sebelumnya , dan menyatakan  dari penelitian mereka ternyata 60 % pria yang mempunyai kadar kolesterol darah yang tinggi (di atas 250 mg/dL) mengidap kanker pada usus besar (kolon) lebih banyak  dibandingkan dengan mereka yang mempunyai kadar kolesterol  normal. Hal yang hampir sama dilaporkan dari suatu penelitian di Jerman Barat  polip usus  bisa menjadi kanker usus cenderung lebih banyak didapati pada mereka yang kadar kolesterol yang tinggi.

Suatu laporan dari Kaiser Permanente Medical Care Program, Oakland, California menekankan  tak ada hubungan langsung antara kadar kolesterol darah dengan kanker kolon.

Oleh karena itu, hubungan antara kadar kolesterol darah dan terjadinya kanker masih merupakan misteri, dan pada masa mendatang dapat terungkap lebih jelas dan lebih pasti lagi, sehingga berbagai usaha pencegahan dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya, termasuk bagaimana caranya untuk mendapatkan atau pertahankan kadar kolesterol darah yang lebih seimbang.

Kita tahu kematian akibat penyakit jantung koroner, strok, hipertensi dan lain-lain, meningkat secara nyata pada mereka dengan kadar kolesterol darah yang tinggi. Sebaliknya, beberapa penelitian telah melaporkan bahwa kematian akibat kanker meningkat secara nyata pula pada mereka yang kadar kolesterol darah yang rendah, walaupun hal ini dibantah oleh peneliti lain. Dan selanjutnya, manakah yang harus kita pilih, mempunyai kadar kolesterol darah yang tinggi atau yang rendah ? Atau, adakah batasan kadar kolesterol yang paling aman, yang harus dipertahankan supaya tidak mengganggu kesehatan ?

Kadar kolesterol

Mengendalikan kadar kolesterol darah dalam batas-batas normal merupakan hal yang terbaik, tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Menurut The National Cholesterol Education Program (NCEP)  kadar yang diinginkan dari kolesterol total adalah 160-199 mg/dL ( kurang dari 200 mg/dL), LDL 100-129 mg/dL, HDL lebih dari 40 mg/dL, dan trigliserida kurang dari 69-150 mg/dL.

Menurut Framingham Heart Study dan peneliti-peneliti lannya, lebih baik menggunakan perbandingan antara kolesterol total dan HDL (kurang dari 5) daripada menggunakan kadar komponen-komponen lipoprotein seperti di atas, karena meskipun kadar komponen lipoprotein tadi tidak normal tetapi  semakin kecil perbandingan kolesterol total dan HDL maka kecil kemungkinan untuk terhindar dari penyakit jantung koroner, strok dan lain-lain.                   

Pada lanjut usia (lansia) meskipun terjadi perubahan-perubahan pada kadar lemak darah akibat bertambahnya umur, namun nilai-nilai untuk komponen lipoprotein seperti di atas tetap berlaku.